Becak,Oh Becak


Awan hitam kembali menggulung ..padalah tadi pagi hingga beberapa jam lalu langit masih ramah menyapa, sengatan matahari pun terasa seperti sedang berada di dekat kompor. Temanku bahkan menertawaiku saat aku bilang begitu,,anehkah?

“ Yah,ibuk ni..gimana tu kek di dekat kompor?”

“Ya gitu, panas..”

“Haha..dasar lebai..”

Selesai zuhur di musalla depan kampus, aku menunggui labi2 di tempat biasa. Labi2 yang aku tumpangi berputar kesana-kemari, ngetem disini, ngetem di sana..Fuih, dimana2. Biasanya aku akan ngerep dlm hati. Ngerep? Maksudnya nge-repet karena aku ingin cepat2 tiba di rumah. Tapi kali ini aku menikmati saja, sambil sesekali menguap..ngantuk.

Dari jendela labi2 aku agak khawatir melihat awan hitam kembali menutupi langit.. payung yang beberapa hari lalu masih betah di dalam tas entah kenapa aku keluarkan tadi pagi. Sampai di halte yang tepat berada di depan lorong rumah, aku turun, dan hujan akhirnya menitik satu persatu. Makin lama semakin deras..Laptopku!!! Aku beteduh di kios yang letaknya masih 500m lagi dari rumah.

Aku menunggu hujan agak mereda, tapi setengah jam sudah aku berada di sini tak ada tanda2 yang aku harapkan. Menyesal juga kenapa tadi becak yang kulihat di depan lorong tak aku naiki..Dasar peliit! Aku bermonolog. Sampai becak yang jadi alternative lain selain berjalan setelah hujan reda datang. Tapi tukang becaknya kok malah berhenti tak jauh di depanku, dan sesekali menoleh ke samping?. Aku berpikir pasti ia sedang menunggu penumpang. Agak lama juga ia berada disitu tapi tak ada seorang penumpang pun yang kelihatan mendekat. Ternyata ada masalah dgn mesin becak, aku yang awalnya berniat menaiki becak itu jadi berpikir ulang..dan iseng2 daripada bengong gak jelas,aku membuka diktat kampusku “Hmm, ntar dikira sok rajin lagi”,kututup diktatku..Aku melirik Hp yang ada di genggamanku, dan lagi2 iseng aku mengetik apa yang terjadi hari ini di layar Hp.

“Brmmmmmmm,,,brmmmm!”

Belum selesai ketikanku,suara mesin becak membuyarkan konsentrasi, memaksa mataku beralih ke arah suara. Aku menyetop becak itu tepat sebelum ia melewatiku.

“Paaaaaak!” teriakku, menyamai kenek labi2. Hehehe. Becak memutar 360 derajat.

“Ke Jl.Bango berapa pak?” suaraku sebesar mungkin mengalahkan suara hujan.

“Berapa aja dek,ayo naik.” Perintah tukang becak agak tergesa.

Ku naiki becak dengan agak tergesa juga, takut benda berharga di tasku basah. Saat becak mendekati rumah, kulihat sebuah becak terparkir di depan pagar, becak saudaraku..Aku hanya tersenyum kecut, “ I'm not lucky today, bisa naik becak gratis kok malah bayar. Tapi apa daya, punya Hp tapi gak punya pulsa” . Haah..

Tak apa lah, toh hidup atau apapun yang ingin kita raih selalu butuh pengorbanan.

Musim hujan, nov ’08..becek ??

^_&

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Yang Punya...

Foto saya
A wife and insya Allah a future mother :D. Small figure, suka jalan2 ke alam terbuka, tp jg suka mendekam drumah dgn setumpuk film n buku. Kadang kalo lagi kumat juga suka berbuat hal2 gila bareng anak2 dodol :D. Oia, saya juga suka banget sama suami saya *eh, itu mah harus yak :p Ex.mahasiswi Mipa Matematika, yg sedang awut-awutan menimba ilmu lagi di negeri formosa, berasa salah jurusan (wktu S1 merasa gini juga sih) tapi ya wes dilanjutkan aja, sejak kapan sih punya ilmu itu ngerugiin :D a life, sky, photography and Pepnosaurus lover ^_^

Followers