Jika seorang musisi pernah mencipatakan syair ttg bunda dan ayah..maka kali ini aku ingin merangkai kata-kata --------- yang telah dianugrahkan Tuhan kepada manusia ---------- untuk mengenalkan Abi-ku padamu. Jujur aku tak begitu mengenal Abi, begitu ia akrab kupanggil, bukan karena Abi pergi ke negeri entah berantah untuk mencari nafkah. Aku hanya ingat bahwa ia adalah lelaki dengan kacamata, rambutnya yg hitam bergulung kecil-kecil, dan sepertinya memiliki pangkuan yg hangat. Sekali lg kukatakan bukannya ia pergi krn tak bertanggung jawab ataupun tiba2 menghilang, tp sudah saatnya ia dipanggil Tuhan ------- saat aku masih seorang bocah ingusan -------- ke negeri yg hanya ia dan amalnya harus hidup bersama makhluk2 pengerat.

Kupinta nenekku ( dr pihak ibu) berkisah, “ Beritahu aku ttg pribadi Abi” . Kulihat nenekku menerawang sebentar, tak lama bibirnya merekahkan sebaris senyum.

“Abimu adalah sosok pria mandiri. Tak pernah merepotkan siapa pun, termasuk ibumu, istrinya” diam sejenak.

“Kalau ia bisa melakukan sendiri, tak akan ia meminta bantuan.”

“Baik hati, dan dermawan. Kedua sifat tsb terlalu berlebihan bahkan.” Sesekali nenek tertawa, memperlihatkan gusi2 yg sudah dtingglkan penghuninya.

“Pernah seorang tetanggamu, sebelum ia jd orang kaya seperti sekrang ini, datang ke rumah Abimu dan langsung membuka lemari pakaian. Saat aku bertanya sedang apa dia disana, “mencari baju” katanya. Ya hanya itu jawabnya, dan kau tau?” aku menggeleng, crita wanita 80-an itu berhenti mendadak, tak mengerti apa mksud pertanyaannya.

Ia tersenyum simpul, lalu melanjutkan “ Abimu mengizinkan kenalannya, apalagi tetangganya untuk meminjam barang2nya. Sudah kukatakan bukan ia terlalu baik dan dermawan. Bahkan menurutku ia terlalu percaya pd orang lain. Yah,,,tp itulah Abimu” Kulihat mata wanita tua berselandang dihadapanku ini berbinar2. Kuasumsikan ia sangat senang mempunyai Abiku sebagai menantunya.

Kata ibuku?

“Sekitar 1 bulan suara2 takziah masih terdengar.”

“Kenapa?” aku agak bingung mendengar pernyataan ibuku, hantukah maksudnya? Sedikit merinding.

“Karena tak lepas2 hingga peringatan 100hr ada saja yg mengadakan takziah dirumah kami saat itu. Tiba2 ada saja yg memasangkan tenda dan membawa makanan, lalu tiba2 pula datang para tetamu entah dari mana saja” diam sesaat

“Jadi aku masih merasa mendengar suara2 takziah itu, bahkan saat mereka tak datang lg”

Kulihat binar di kedua matanya,,,kemudian melempar senyum ke arahku.

Aku terdiam, mencoba membayangkan wajah abi yg mulai samar dr ingatanku. Kulayangkan pandangan ke pohon2 yg berkejaran dibalik jendela mobil.

Diberdayakan oleh Blogger.

Yang Punya...

Foto saya
A wife and insya Allah a future mother :D. Small figure, suka jalan2 ke alam terbuka, tp jg suka mendekam drumah dgn setumpuk film n buku. Kadang kalo lagi kumat juga suka berbuat hal2 gila bareng anak2 dodol :D. Oia, saya juga suka banget sama suami saya *eh, itu mah harus yak :p Ex.mahasiswi Mipa Matematika, yg sedang awut-awutan menimba ilmu lagi di negeri formosa, berasa salah jurusan (wktu S1 merasa gini juga sih) tapi ya wes dilanjutkan aja, sejak kapan sih punya ilmu itu ngerugiin :D a life, sky, photography and Pepnosaurus lover ^_^

Followers