Aku seperti kehilangan tikungan pohon cemara di sisi kilauan
air yang membentang membelah darussalam..padahal ketika masih membayar 2000
perak untuk ongkos transportasi, aku selalu terhpnotis lengkungan cemara itu,
hijau dan indah. Seperti menggambarkan kehidupan di bawah jembatan tempat transportasi
tumpanganku berjalan.
Kini, aku menunggangi
kuda besi biruku. Tetap melaju di jembatan yang sama. Hanya saja tak leluasa
lagi memandang lengkungan cemara itu. Hijau dan keindahan itu.
Kapan2 akan kutumpangi lagi transportasi 2000 perak itu..dan
kunikmati lengkungan hijaumu.
0 komentar:
Posting Komentar