Kupercepat dan kuperbesar langkah, ingin segera melihat gedung tinggi penuh angin itu. Ingin segera memasuki ruang tempat hanya aku seorang yang tersisa. Ingin segera menaiki besi-besi bulat memanjang dan menghempaskan diri ke kumpulan busa yg sama sekali tidak empuk lagi itu. Lalu aku menimbang-nimbang, apakah tak sebaiknya aku menghadap terlebih dahulu. Ah tak apa, toh ada mesin pengingat di dlm sini. Kemudian aku seperti ragu, maka menghadapkan diri kuanggap lebih baik.
Besi-besi memanjang itu terus menjauh dari pandangan, kalimat demi kalimat kulahap sambil berusaha menyingkirkan urusan 4-5. Sulit ternyata. Seperti dijanjikan sesuatu, tp kemudian yang menjajikan seperti tak ingat lagi pernah berjanji. Tentu saja aku geram setengah mati. Yah, mungkin saja ia pun berusaha setengah mati mewujudkan janjinya. Tapi bukankah semuanya punya urusan dengan memulai?
Maka daripada urusan 4-5 terus mengema-gema, kuputuskan membenamkan diri dalam kumpulan busa lebih cepat. Lebih cepat aq terbenam, lebih cepat urusan 4-5 menghilang sejenak, lebih cepat geramku yang setengah mati itu sirna sekian persen, dan lebih tak membuatku sembab esok hari.
*3 Sept 13
PS : u can, of course u can.
0 komentar:
Posting Komentar